sman9kotabekasi.sch.id Arti halal bihalal banyak dicari tahu di momen
lebaran. Halal bihalal memang dikenal sebagai tradisi yang tak bisa dilepaskan
dari perayaan Idul Fitri setiap tahunnya.
Halal bi halal dilaksanakan tak hanya antar
keluarga dekat saja, namun juga ke sesama teman hingga rekan kerja. Halal
bihalal dilakukan baik dengan saling berbaris bersalaman dan mengunjungi satu
sama lain.
Lalu apa arti halal bihalal sebenarnya? detikcom
merangkum informasinya sebagai berikut.
Arti Halal Bihalal Serta Tujuannya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti
Halal Bihalal adalah hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa
Ramadan. Halal bihalal biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula,
dan sebagainya) oleh sekelompok orang yang merupakan tradisi khas masyarakat di
Indonesia.
Arti Halal bihalal lainnya adalah bermaaf-maafan
pada Lebaran dengan segenap sanak keluarga dan handai taulan.
Halal bihalal dapat dimaknai sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama sesudah bulan puasa Ramadan dalam
suasana Idulfitri pada bulan Syawal dengan tujuan sebagai media untuk saling
bermaafan sesama muslim dan orang yang hadir dalam acara tersebut supaya segala
kesalahan yang telah dilakukan dapat dimaafkan.
Asal Usul Tradisi Halal Bihalal
Kini arti halal bihalal telah diketahui, adapun
halal bihalal ini menjadi tradisi khas yang ada di Indonesia. Di Mekkah atau
Madinah, tradisi ini tidak dikenal.
Dilansir situs resmi Kementerian Agama (Kemenag)
Sumsel, Astrida menjelaskan makna di balik halal bihalal. Konon tradisi ini
pertama kali diperkenalkan oleh Mangkunegara I atau yang dikenal dengan
Pangeran Sambernyawa.
Kala itu, untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran
dan biaya, setelah shalat Idul Fitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan
antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana.
Pertemuan itu dilakukan untuk melakukan sungkem, di mana dalam budaya Jawa,
seseorang yang sungkem kepada orang yang lebih tua adalah suatu perbuatan yang
terpuji. Tujuan sungkem adalah sebagai lambang penghormatan dan permohonan maaf.
Ada pula sumber lain yang menyebut awal mula
tradisi halal bihalal terjadi di masa revolusi kemerdekaan. Indonesia yang
terancam karena kedatangan Belanda mendorong sejumlah tokoh menghubungi
Soekarno pada bulan Ramadan tahun 1946.
Pertemuan itu dilakukan untuk memohon agar
Soekarno bersedia di hari raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Agustus
menggelar pertemuan dengan mengundang seluruh komponen revolusi. Tujuannya
adalah agar lebaran menjadi ajang saling memaafkan dan menerima keragaman dalam
bingkai persatuan dan kesatuan bangsa.
Presiden Soekarno menyetujui dan dibuatlah
kegiatan halal bihalal yang dihadiri tokoh dan elemen bangsa sebagai perekat
hubungan silaturahmi secara nasional. Sejak saat itu, tradisi halal bihalal
dikenal dan kini tetap dilestarikan oleh masyarakat Indonesia saat lebaran. (Sumber dari detik.com by Gushend)
SMAN 9 Bekasi Halal Bihalal 1443h